BELATUNG
SANG PENCARI FAKTA
Oleh
: Dies Larassari Rahayu
Saat ini banyak diberitakan melalui
media cetak atau elektronik bahwa telah ditemukan sesosok mayat tanpa
identitas, dan tidak jarang pihak kepolisian pun sulit untuk mengidentifikasi
mayat tersebut. Namun siapa sangka bahwa larva lalat hijau dengan ukuran yang
sangat kecil dapat mengungkap misteri besar yang telah terjadi pada mayat
tersebut.
BUKAN MATA BIASA
Ukuran lalat hijau ± 1 cm dan berwarna hijau
metalik dengan banyak bulu-bulu pendek menutupi tubuh yang diselingi bulu-bulu
kasar. Sayap transparan dengan guratan-guratan yang terlihat jelas. Mata si
hijau ini sangat istimewa karena bola matanya besar dan dapat melihat kesegala
arah, bola mata terdiri dari 4000 biji mata faset yang bersegi enam,
masing-masing mata faset bekerja sendiri dan dapat menghasilkan ribuan gambar
yang dilihatnya, informasi gambar dengan cepat dikirim ke pusat saraf pengelihatan.
Maka dari itu lalat sangat sulit ditangkap atau dipukul karena sudah kabur
terlebih dahulu.
KOTOR
LINGKUNGANKU
Lalat hijau yang memiliki nama latin Chrisomya megacephala ini merupakan
spesies yang paling banyak ditemukan di perkotaan pada ketinggian 500 m hingga
1700 m di atas permukaan laut. Jumlah lalat akan meningkat pada temperature 20o
C – 25o C. Serangga
ini sangat senang memakan makanan olahan, sayuran yang telah membusuk,
buah-buahan, kotoran manusia dan hewan, darah serta bangkai binatang. Sehubung
dengan tipe mulutnya yang penjilat, lalat ini hanya makan dalam bentuk cairan,
apabila makanannya kering maka akan dibasahi oleh lidahnya terlebih dahulu
setelah itu dihisap.
Serangga ini dapat menularkan berbagai
macam penyakit. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan lalat yang kotor, pada
saat makan atau beristirahat, lalat biasa hinggap di kotoran manusia atau
kotoran hewan dan tempat-tempat kotor lainnya. Pada saat hinggap kuman-kuman
dari tempat yang kotor akan menempel pada kaki dan bagian tubuh lain dari lalat,
kemudian lalat hinggap pada makanan manusia dan termakan oleh manusia beserta
kuman-kumannya.
Selain
dapat menularkan berbagai macam penyakit, ternyata Chrisomya megacephala juga dapat membantu kehidupan manusia.
Sebagaimana lalat jenis lain dalam kelompok family Calliphoridae, lalat hijau dapat menghasilkan larva yang disebut belatung. Belatung biasanya ditemukan
pada sesuatu yang telah membusuk seperti bangkai, buah, atau sayur-sayuran yang
telah membusuk. Ukuran belatungpun sangatlah kecil, hanya sebesar butir beras
dan berwarna putih kekuningaan.
KECIL
BENTUKNYA, BESAR MANFAATNYA
Umumnya belatung ini hidup sebagai parasit dan merusak
jaringan makhluk lain, dan kebanyakan belatung yang terdapat pada mayat yang
terpapar berasal dari larva lalat hijau.
|
Karena mayat mengeluarkan bau busuk terutama ketika
terpapar di udara bebas, maka semua jenis lalat terutama lalat hijau merasa
terpanggil untuk mendekat dan meletakan telurnya pada
bagian tubuh mayat tersebut, telur ini lah yang kemudian menetas dan
menghasilkan belatung.
Dengan adanya belatung ini tim forensic dapat mendapatkan
banyak informasi tentang mayat yang terpapar. Informasi yang dapat diperoleh
tim forensic antara lain kapan waktu kematian, perpindahan tubuh mayat,
identitas mayat, dan penyebab kematian.
Alat
pernapasan belatung terus mengalami perkembangan, sehingga tim forensic dapat
meneliti sudah sejauh mana perkembangan alat pernapasan belatung, dengan
informasi itu tim forensik dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk memcapai
tahap tersebut yang kemungkinan sama dengan waktu kematian mayat, tentu saja
yang dapat mengetahuinya hanya para ahli forensic.
Dengan
mencocokan belatung yang terdapat pada tubuh mayat dengan lalat yang hidup
disekitar lokasi ditemukannya mayat, maka tim forensic dapat mengetahui apakah
lokasi kematian mayat sama dengan lokasi ditemukannya mayat, apabila belatung
tersebut berasal dari lalat setempat berarti lokasi kematian mayat adalah
ditempat tersebut, dan apabila tidak sama antara belatung dan lalat setempat
kemungkinan mayat telah terjadi perpindahan lokasi dari tempat kematian.
Kehebatan lain si mungil ini adalah
dapat mengetahui identitas mayat, karena kebiasaan belatung memakan jaringan
tubuh maka untuk mengetahui identitas mayat, tim forensic harus memeriksa
saluran pencernaan belatung melalui tes DNA. Selain itu belatung juga memakan
cairan sperma atau cairan vagina sehingga dapat digunakan untuk mencari
identitas pelaku dalam kasus kekerasan seksual.
Selain dapat melakukan
kehebatan-kehebatan tersebut belatung dapat mencari penyebab kematian
seseorang. Belatung menyukai rongga-rongga bagian tubuh dan tempat yang luka
khususnya yang mengeluarkan darah, berarti jika ditemukan belatung di tempat
yang bukan rongga maka dicurigai terdapat luka di tempat tersebut, termasuk
apabila belatung ditemukan di daerah kemluan atau anus maka dicurigai terjadi
kekerasan seksual sebelum kematian. Bahkan, bila ada kecurigaan keracunan akan
dilakukan uji racun pada belatung.
Sangat disayangkan kegunaan belatung ini
belum banyak digunakan di Indonesia.
Maka dari itu kita jangan pernah memandang sebelah mata
sesuatu yang dinggap kecil, karena yang diciptakan sang pencipta tidak ada yang
sia-sia.
0 komentar:
Posting Komentar