Kamis, 31 Mei 2012

ARTIKEL ILMIAH POPULER


BENARKAH KECEPATAN PESAWAT JET TEMPUR DIKALAHKAN LIDAH BUNGLON ?
Oleh : Novi Juanti

F-16 Fighting Falcon adalah salah satu jenis pesawat jet tempur yang memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik. Pesawat jet ini mencapai kecepatan  9 g, cepat sekali bukan ?. Tetapi tahu kah kamu, kecepatan lidah bunglon dalam menagkap mangsanya lima kali lebih cepat dari pada kecepatan pesawat jet, sungguh menakjubkan bukan.


B
unglon yang memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku  Agamidae. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon. Biasanya  berubah dari warna hijau, kuning, atau abu-abu terang menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.

Mata bunglon “Teropong Alam”

 


Bunglon memiliki tubuh yang pipih lateral berbasis. Fitur fisik utama pada bunglon adalah mereka memiliki hiasan warna yang natural dan tajam, selain itu bunglon memiliki gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai. Bunglon memiliki dua lubang kecil sebagai telinga, yang terletak di dekat mata dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. meskipun demikian mereka tidak tuli, mereka dapat mendengar dan merasakan getaran di udara. Mata mereka memiliki kualitas yang unik, yaitu bahwa mereka dapat memutar independen. Dalam arti bahwa sementara satu mata melihat ke depan, yang lain bisa melihat kearah lain secara bersamaan. Ini membantu mereka untuk tetap waspada di lingkungan mereka dan menyadari bahaya yang mengancam. Kemampuan ini adalah kemampuan terbaik mereka yang disebut teropong alam.

Pesawat jet tempur vs lidah bunglon
Bunglon menggemari serangga, mereka menggunakan lidah mereka untuk menangkap serangga. Lidahnya adalah fitur utama dari tubuh mereka karena dirancang khusus dalam fungsi sebagai bagian mencari makan. Ujung lidah mereka sangat panjang dan lengket. Ketika dilepaskan, ukurannya bisa sekitar satu setengah kali panjang tubuhnya. Ketika bunglon melihat mangsa, ia akan fokus mengukur jarak antara dirinya dan mangsanya. Kemudian ujung lidahnya akan terlontar dalam satu lontaran cepat mangsa akan tertangkap dan itu berlangsung selama sepersekian detik.
Sebuah sumber mengatakan bahwa lidah balistik bunglon diperkuat oleh seutas otot pemercepat (akselerator). Otot ini memanjang ketika menekan ke bawah pada tulang lidah, yaitu berupa tulang rawan kaku di tengah lidah yang membungkusnya. Akan tetapi, dua peneliti Belanda mengemukakan lidah bunglon lima kali lebih besar daripada keceapatan sebuah pesawat jet tempur. Hal ini diperkuat berdasarkan penelitian dengan cara mengambil film-film sinar X berkecepatan tinggi, yakni 500 bingkai per detik, dalam rangka menyelidiki bagaimana lidah bunglon bekerja ketika menangkap mangsa. Film-film ini menunjukkan bahwa ujung lidah bunglon mengalami percepatan 50 g (g = konstanta gravitasi) sedangkan persawat jet tempur hanya mencapai kecepatan 9 g.

Akibat emosi sang bunglon
Bunglon adalah makhluk arboreal, yang berarti mereka tinggal di pohon.  Hal ini karena mereka biasanya berwarna hijau gelap sehingga mereka bisa berkamuflase baik dengan lingkungan sekitar mereka. Mereka jarang turun dari pohon kecuali untuk bertelur dan mencari mangsa. Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Banyak orang yang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau respon terhadap musuh dan bahaya. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian. Lalu, mengapa bunglon dapat mengubah warna kulitnya?
Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen berwarna merah dan kuning (chromatophores). Lalu ada juga lapisan sel yang merefleksikan warna biru dan putih dan lapisan melanin untuk warna coklat (seperti yang dimiliki manusia)
Warna-warna dalam tubuh bunglon ini terjadi sesuai keadaan cahaya dan suhu di luar tubuhnya. Jika itu terjadi, faktor kimia di dalam tubuh bunglon segera bereaksi yang menyebabkan lapisan sel ini berkontraksi atau melebar.
Apabila bunglon dalam kondisi tenang, biasanya warna yang tampak adalah warna hijau karena sel kuningnya tidak terlalu melebar sehingga masih bisa memantulkan sel biru dari bawahnya. Sementara pada bunglon yang marah bisa saja warna yang nampak adalah kuning, karena selnya melebar semua sehingga tidak menampakkan refleksi warna biru. Jadi, perubahan kulitnya terjadi sebagai respon atas suhu, cahaya dan juga mood atau emosinyanya.





Ditulis Oleh : Artikel ilmiah // 15.12
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Diberdayakan oleh Blogger.