Selasa, 24 Februari 2015

Minyak Ikan Tidak Mengurangi Resiko Penyakit Jantung Pada Pasien Diabetes



Apabila anda memiliki diabetes atau prediabetes, suplemen minyak ikan mungkin tidak membantu sama sekali dalam mengurangi resiko penyakit jantung.
Hal tersebut merupakan kesimpulan dari sebuah penelitian besar yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine.
Suplemen minyak ikan mengandung asam lemak omega-3. The American Heart Association mengatakan bahwa omega 3 telah dibuktikan memberikan menfaat bagi jantung bagi orang-orang dengan resiko penyakit jantung yang tinggi.

Namun, dalam penelitian baru ini, orang dengan diabetes tipe 2 atau prediabetes yang mengkonsumsi suplemen asam lemak memiliki resiko kematian atau mengalami penyakit jantung atau stroke yang sama dengan pasien yang tidak mengkonsumsi suplemen ini.
April lalu, sebuah review penelitian yang melibatkan lebih dari 20.000 pasien dengan penyakit jantung menemukan hal yang serupa.
Minyak Ikan Tidak Mengurangi Resiko Penyakit Jantung
Peserta pada penelitian terakhir yang mengkonsumsi satu kapsul minyak ikan yang mengandung kurang lebih 1 gram asam lemak omega-3 setiap hari memiliki resiko serangan jantung, stroke, dan kematian yang sama dengan orang yang tidak mengkonsumsi dalam periode follow up selama enam tahun.
Peneliti yang bertanggung jawab, Hertzel Gerstein, MD, dari Universitas McMaster di Ontario, Kanada, mengadakan bahwa secara keseluruhan, penelitian ini tidak memberikan bukti yang mendukung penggunaan suplemen omega-3 untuk menurunkan resiko penyakit jantung pada orang dengan diabetes atau prediabetes
“Kami tidak menjumpai dampak apapun, baik positif maupun negatif,” katanya. “Satu kapsul asam lemak omega-3 setiap hari tidak memiliki dampak apapun terhadap kemungkinan penyakit jantung di masa mendatang”
Penelitian tersebut menyertakan kurang lebih 12.500 pasien dengan diabetes atau prediabetes yang pernah mengalami penyakit jantung atau memiliki resiko tinggi mengalami penyakit jantung atau stroke. Peserta penelitian mengkonsumsi 1 gram kapsul minyak ikan atau 1 kapsul placebo yang tidak mengandung omega-3.
Pasien yang mengkonsumsi omega-3 mengalami penurunan pada kadar trigliserida selama enam tahun follow up. Trigliserida merupakan sejenis lemak yang ditemukan dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dihubungkan dengan penyakit jantung.
Namun angka kematian dari penyakit jantung dan stroke tetap sama bagi pasien yang mengkonsumsi omega-3 maupun pasien yang mengkonsumsi placebo. Dan lagi, kedua kelompok tersebut memiliki angka kejadian penyakit jantung, stroke, dan kematian yang disebabkan oleh aritmia dan masalah jantung lain yang sama.
Dampak Minyak Ikan Belum Jelas Pada Orang-orang dengan Resiko Rendah
Lebih dari setengah (60%) peserta penelitian telah mengalami serangan jantung atau stroke saat ikut serta dalam penelitian ini, Sebagian besar pasien mengkonsumsi obat seperti statin, ACE inhibitor, dan aspirin untuk menurunkan resiko serangan jantung atau stroke lanjutan.
Presiden Asosiasi Jantung Amerika Donna K. Arnett, PhD, mengatakan bahwa masih perlu diselidiki apakah mereka yang tidak menjalani pencegahan optimal mendapatkan manfaat dari konsumsi minyak ikan.
Juga belum jelas apakah orang dengan resiko serangan jantung dan stroke yang lebih rendah akan mendapatkan manfaat, katanya.
Sekurang-kurangnya tiga penelitian pada orang dengan resiko rendah sedang dilaksanakan. Hasil pertama dari penelitian-penelitian tersebut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan ke depan.
“sampai hasil dari penelitian ini diketahui, kita tidak dapat mengetahui apakah suplementasi omega-3 memberikan menfaat bagi orang dengan resiko rendah.” Kata Arnett.
Memakan Ikan, Makanan yang Mengandung Omega-3 Baik bagi Kesehatan Jantung
Gerstein mengatakan bahwa temuan terakhir ini tidak bertentangan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa memakan lebih banyak ikan berlemak dan makanan kaya omega-3 lain, baik bagi jantung.
Orang-orang yang memiliki pola makan yang kaya asam lemak omega-3 memakan lebih sedikit makanan yang bersifat merugikan, seperti daging merah”, katanya. “memakan lebih banyak ikan dan lebih sedikit daging merah mungkin lebih baik untuk kesehatan, namun penyebabnya mungkin bukan omega-3.”
Penelitian ini didanai oleh perusahaan pembuat obat Sanofi.
Referensi Jurnal:

Ditulis Oleh : Artikel ilmiah // 09.08
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Diberdayakan oleh Blogger.