Hewan tanpa tulang belakang (Invertebrata) meliputi kelompok yang sangat luas. Sesuai dengan namanya, yang termasuk Invertebrata adalah semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Karena begitu luasnya cakupan Invertebrata dalam pembahasan ini dibatasi untuk mengenali beberapa jenis yang ada di sekitar kita dan tentu saja yang terkait dengan kehidupan manusia, apakah hewan itu berguna atau merugikan.
A. Pertumbuhan dan perkembangan hewan Invertebrata
Perkembangan pada Invertebrata diawali dengan tahap fertilisasi dilanjutkan dengan tiga tahapan yaitu: cleavage, morfogenesis, dan diferensiasi.
Pada tahap clevage atau tahap pembelahan sel, zigot (sel telur yang telah dibuahi) akan membelah dari satu menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya. Sel sel ini berkumpul membentuk morula.
Pada tahap morfogenesis pembelahan sel berlangsung terus-menerus dan sel-sel itu bergeser sehingga seluruhnya berbentuk seperti bola karet yang mempunyai rongga di dalamnya. fase ini disebut blastula. Rongga blastula disebut blastocoel. Memiliki dinding yang terdiri dari satu lapis sel yang disebut blastodermis. Selanjutnya sebagian dari blastodermis mengalami pekekukan (invaginasi) sehingga terbentuk rongga baru yang disebut gastrocoel, embrio dalam fase ini disebut gastrula. Embrio mempunyai dua lapis dinding, yaitu endodermis yang melapisi gastrocoel dan lapisan luar disebut ektodermis. kedua lapisan ini disebut lapisan lembaga. hewan yang mempunyai dua lapisan lembaga disebut dipliblastik, seperti Coelenterata. Pada organisme yang lebih kompleks diantara kedua lapisan terbentuk lapisan ketiga disebut mesodermis dan organismenya disebut triploblastik. Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan tersebut dan berkembang menjadi jaringan-jaringan tubuh.
B. Sistem Transformasi Darah Terbuka
Alat transformasi pada hewan invertebrata berbeda-beda. Cacing mempunyai selom, yaitu rongga tubuh berisi cairan tubuh tempat organ-organ dapat bergerak secara bebas satu dengan yang lainnya, yang memberikan ruang untuk pembuluh darahdan tempat bagi jantung untuk memompa darah. Padacacing tanah alat transformasi terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut, dan pembuluh-pembuluh darah samping dengan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung. Denyutan pembuluh darah punggung dan lima pasang lengkung aorta di dalam selom mengalirkan darah walaupun hewan dalam keadaan istirahat. Secar umum sistem peredarah darah hewan ada 2 macam, yaitu sistem peredaran darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup.
1) Sistem peredaran Darah Terbuka
Bahwa darah dalam peredaran darah tidak selamanya terdapat atau ada dalam pembuluh, tetapi pada saat tertentu darah beredar langsung kedalam rongga tubuh. Seperti yang terdapat pada Anthropoda dan Mollusca. Sistem peredaran darah pada Anthropoda menggunakan jantung dan arteri. jantungnya disebut jantung pembuluh karena terdiri atas sebuah kantong otot pada setiap ruas dan dapat berdenyut atau berkontraksi dan relaksasi secara bergantian. Jantung mempunyai lubang sepasang disebut ostium. Darah dan cairan tubuh Anthropoda yang disebut hemolimfa akan masuk ke jantung melalui ostium menuju sinus pericardium. Selanjutnya hemolimfa dipompa ke seluruh tubuh oleh ventrikel melalui arteri yang tidak mempunyai pembuluh kapiler. Dari arteri yang halus, hemolimfa dipompa ke jaringan melalui lacuna (celah-celah) atau hemosoel (rongga badan). Dengan adanya gerak otot badan, hemolimfa akan kembali dari rongga badan ke sinus pericardium atau sinus sekitar jantung. kemudian katup pada dinding jantung pembuluh terbuka dan hemolimfa dapat masuk lagi ke jantung. Hemolimfa pada serangga hanya mengangkut sari makanan, karena hemolimfa tidak mempunyai pigmen pengikat oksigen (hemoglobin). Sedangkan oksigen dan karbon dioksida diangkut melalui sistem trakea.
Mollusca, mempunyai sistem peredaran darah tertutup. Cairan tubuh (Hemolimfa) bergerak dari jantung melewati pembuluh-pembuluh dan langsung menuju ke tempat-tempat di antara sel-sel. Tempat-tempat diantara sel-sel ini membentuk hemosoel, sehingga cairan tubuh itu bergerak melalui homosoel ini dan berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh.
2) Sistem Peredaran darah tertutup
Sistem peredaran darah tertutup adalah sistem peredaraannya selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan. Komponennya terdiri atas :
a. Cairan pelarut bahan-bahan yang diangkut misalnya sari makanan dan gas pernapasan.
b. Saluran-saluran tempat cairan mengalir
c. Alat pompa untuk mengatur arah aliran darah
d. jaringan khusus tempat terjadinya pertukaran cairan di lingkungan luar (eksternal)
Hewan Invertebrata yang memiliki sistem peredaran darah tertutup adalah Annelida. Apabila terjadi kontraksi otot dinding lengkung aorta (jantung), darah akan mengalir dari jantung pembuluh darah yang ada di bagian ventral. Selanjutnya darah dialirkan ke pembuluh-pembuluh kapiler di seluruh jaringan tubuh. Pada pembuluh kapiler terjadi pertukaran gas. Setelah terjadi pertukaran gas, darah akan mengalir melalui pembuluh darah di bagian dorsal lalu diteruskan ke jantung.
C. Sistem respirasi.
Terdapat empat macam alat respirasi yang digunakan hewan yaitu, permukaan tubuh, trakea, insang, dan paru-paru. Alat yang berhubungan dengan hewan Invertebrata adalah respirasi permukaan tubuh dan trakea.
Beberapa hewan seperti Amoeba, Paramecium, dan cacing tanah, memperoleh semua oksigen yang dibutuhkannya melalui seluruh permukaan tubuhnya. Untuk melakukan hal tersebut permukaan tubuh harus tetap basah, dan selaput atau kulit tipis yang basah itu tidak boleh terluka, yang biasanya tertutup dengan suatu lapisan berlendir selaput atau kulit tubuh sangat licin terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam.
Pada Serangga memiliki sistem pernafasan berupa sistem pembuluh trakea. Trakea merupakan pembuluh yang bercabang-cabang dan bercabang lebih halus lagi ke seluruh bagian tubuh. Sistem trakea tidak mengandalkan pada peredaran darah untuk mentransfer oksigen dari permukaan tubuh ke sel-sel tubuh, sehingga oksigen tidak diedarkan melalui darah sepanjang kedua sisi tubuh serangga terdapat lubang-lubang kecil (stigma) yang merupakan muara pembuluh trakea yang selalu terbuka. Jadi udara keluar melalui stigma sebagai lubang pernafasan. Zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh sel-sel yang kekurangan oksigen menyebabkan trakea tumbuh bercabang-cabang di daerah tersebut. Pada serangga besar dan aktif, pengeluaran udara kedalam trakea dilakukan oleh otot-otot tubuh yang bergerak secar teratur.
D. Sistem Eksresi
Alat eksresi pada cacing pipih (Planaria sp) adalah sel api, sel ini mempunyai rambut-rambut getar yang tampak seperti nyala api. Cairan tubuh disaring di dalam sel-sel api dan zat-zat sisa diserap, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Pada cacing tanah alat eksresinya berupa nephridia, yang berupa corong yang mempunyai saluran yang berliku-liku.
Pada setiap segmen tubuh terdapat sepasang nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium mempunyai corong (nefrostome) yang terdapat pada sekat pemisah segmen-segmen tubuh cacing. Corong tersebut melalui sekat menjadi pembuluh panjang yang mempunyai saluran berliku-liku di dalam segmen berikutnya. Nefrostoim memiliki rambut getar berfungsi menarik dan mengambil cairan tubuh masuk ke dalam pembuluh yang panjang dan tipis. pada waktu cairan tubuh masuk ke dalam pembuluh yang panjang dan tipis. Pada wktu cairan tubuh mengalir melalui nefridia, zat-zat yang diperlukan tubuh dimanfaatkan atau diedarkan ke sekeliling kapiler sistem peredaran. Cairan tubuh yang sudah tidak dipengaruhi lagi dikeluarkan dari tubuh.
Insecta alat eksresinya telah mengalami perkembangan lebih sempurna yang disebut tubula malphigi atau pembuluh malpigi. Pembuluh malpigi melekat pada satu atau kedua ujung akhir usus. Zat-zat sisa berupa senyawa nitrogen yang berasal dari cairan tubuh di dalam darah diubah menjadi asam urat yang kemudia dipindahkan ke pembuluh malpigi masuk ke usus di belakang lambung untuk dikeluarkannya. Sel-sel ada rectum mengabsorpsi air dari zat0zat sisa sebelum dikeluarkan dari tubuh sebagai butir-butir feses.
E. Reproduksi
Perkembangan pada Invertebrata dapat berlangsung secara generatif maupun vegetatif. Pada reproduksi vegetatif, generasi anak memiliki sosok gen yang sama dengan induknya. Ada beberapa bentuk reproduksi vegetatif, misalnya peristiwa fragmentasi atau pemisahan sebagian tubuh seperti terjadi pada bintang laut, atau pelepasan sekelompok sel yang dilakukan di lingkungannya. Reproduksi vegetatif lebih cepat dibandingkan dengan reproduksi generatif. Reproduksi generatif adalah reproduksi yang mengalami proses peleburan antara sle telur dan sperma.
Daftar Pustaka :
Rostikawati Teti. Bahan Ajar Zoologi Invertebrata. Universitas Pakuan:Bogor.